Feeya tiba-tiba menghentikan langkahnya di jalan setapak. Langit senja di ujung sana membuatnya tidak berhenti memuji Dia yang Mencipta.
Ah, tapi rupanya sesak itu tak juga pergi. Tidak bisa melupakan saat-saat itu. Dan hari ini Feeya masih amat merasakannya. Perasaan tidak berguna. Perasaan bahwa ia tidak bisa menjadi baik untuk siapapun. Bahwa semua yang dilakukannya adalah salah. Dengan bengisnya mencaci diri sendiri.
Aaaaaaa!!! Ingin rasanya berteriak melepas semua sesak. Ia amat tersiksa dengan perasaan ini. "Seburuk itukah aku?" Feeya bertanya pada diri sendiri. "Bukankah Allah tidak menciptakan satu makhluk pun untuk kesia-siaan? Bukankah Allah menciptakanku untuk sebuah tujuan?"
Feeya tahu benar ini salah. Bahkan yang membuatnya merasa amat tersiksa adalah karena ia terus mencaci diri sendiri. Maka ia mencoba berdialog dengan diri sendiri. "Duhai, ketika aku sibuk mencaci diri sendiri, tidakkah aku sedang mencela ciptaan-Nya? Bukankah setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing? Ketika engkau menemukan kekurangan, maka kau pasti akan menemukan kelebihan yang kau miliki."
Ah, rupanya masih butuh waktu. Hati Feeya masih saja terasa sesak. "Duhai Rabb, ingin rasanya perasaan ini membenam bersama matahari-Mu yang kan segera terbenam," lirihnya.
Bogor, 19 Nopember 2013
Ah, tapi rupanya sesak itu tak juga pergi. Tidak bisa melupakan saat-saat itu. Dan hari ini Feeya masih amat merasakannya. Perasaan tidak berguna. Perasaan bahwa ia tidak bisa menjadi baik untuk siapapun. Bahwa semua yang dilakukannya adalah salah. Dengan bengisnya mencaci diri sendiri.
Aaaaaaa!!! Ingin rasanya berteriak melepas semua sesak. Ia amat tersiksa dengan perasaan ini. "Seburuk itukah aku?" Feeya bertanya pada diri sendiri. "Bukankah Allah tidak menciptakan satu makhluk pun untuk kesia-siaan? Bukankah Allah menciptakanku untuk sebuah tujuan?"
Feeya tahu benar ini salah. Bahkan yang membuatnya merasa amat tersiksa adalah karena ia terus mencaci diri sendiri. Maka ia mencoba berdialog dengan diri sendiri. "Duhai, ketika aku sibuk mencaci diri sendiri, tidakkah aku sedang mencela ciptaan-Nya? Bukankah setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing? Ketika engkau menemukan kekurangan, maka kau pasti akan menemukan kelebihan yang kau miliki."
Ah, rupanya masih butuh waktu. Hati Feeya masih saja terasa sesak. "Duhai Rabb, ingin rasanya perasaan ini membenam bersama matahari-Mu yang kan segera terbenam," lirihnya.
Bogor, 19 Nopember 2013
RSS Feed
Twitter
Senin, April 17, 2017
Unknown
Posted in
0 komentar:
Posting Komentar