Hm,
tahu gak sih, ada yang rame tanggal 1 Januari 2014 kemaren. Bukan. Bukan rame
lantaran orang-orang ngerayain tahun baru. Yang ini justeru lebih rame lagi,
menyangkut ratusan juta penduduk Indonesia malah. Kenapa? Karena sehari
sebelumnya (31 Desember 2013) SBY meresmikan JKN yang mulai diberlakukan per 1
Januari 2014.
Oh my god! Oh My no! Oh my wow!
Kalian gak tahu apa itu JKN?!
Itu
lho, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebuah program pemerintah yang katanya
akan menjamin rakyat dapat pelayanan kesehatan kesehatan secara gretongan, ups,
gratis. Untuk awalan, JKN ini baru diwajibkan untuk sekitar 140 juta jiwa yang
sebelumnya menjadi peserta jamkesmas, jamkesda, askes, astek dan TNI/POLRI.
Tapi, di tahun 2019 mendatang, JKN bakalan diwajibkan untuk seluruh warga
negara Indonesia. Termasuk kamu, bapakmu, ibumu, adikmu, kakakmu sampe mbahmu
juga wajib jadi peserta JKN.
-ya
bagus dong, itu artinya kita bakal dapet pelayanan kesehatan gratis, kan?
Eits!
Tunggu dulu, kedengerannya sih bagus. Tapi, kita harus cek n ricek dulu nih,
sebelum bilang JKN itu bagus.
Behind The Scene Of JKN
JKN
ini sebenernya realisasi dari UU no. 40 th. 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan
Sosial Nasional) dan UU No. 24 th. 2011 tentang BPJS (Badan Pelaksana Jaminan
Sosial). Mau tahu lebih jelas lagi tentang JKN? Yuk, kita simak UU SJSN Pasal 19
ayat 1 yang berbunyi : Jaminan kesehatan
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas. Nah, dari pasal ini kita tahu ternyata, JKN ini adalah sebuah
asuransi sosial dengan prinsip ekuitas.
Ekuitas?
Oalah opo meneh iki?
Prinsip
ekuitas itu artinya tiap peserta yang membayar iuran akan mendapat pelayanan
kesehatan sesuai dengan iuran yang dibayarkan. Iuran yang telah dibayar hanya
akan dikembalikan berupa pelayanan kesehatan alias kalo kita sakit. Kalo gak
sakit, ya udah, say good bye sama
iuran yang udah susah payah dibayarin....
Buat
mereka yang bekerja jadi PNS/TNI/POLRI atau pekerja di luar PNS, iuran akan
dibayarkan langsung dengan pemotongan gaji tiap bulan. Besaran iurannya sudah
ditetapkan berdasarkan golongan (PNS) dan gaji pekerja. Buat yang bekerja
sendiri kayak tukang bakso, tukang sayur dan kawan-kawan, ada beberapa pilihan
besaran iuran yang akan mereka bayar sesuai dengan kelas layanan. Yaitu, Rp.
25.500/jiwa untuk pelayanan kelas 3. Rp. 42.5oo/jiwa untuk pelayanan kelas 2.
Rp. 59.500/jiwa untuk pelayanan kelas 1. Dan, inget ya, itu biaya perorang lho.
Kalo di keluarga kamu ada 5 orang, ya kalikan 5. Misalnya, kamu ambil pelayanan
kelas 3. Rp.25.500 x 5 =Rp. 127.500. Itulah biaya yang harus dibayar tiap bulan
seumur hidup dan gak boleh nunggak. Kalo sampe nunggak, bakal kena denda. Kalo
ada warga negara yang gak mau ikutan, sanksinya adalah mereka gak akan dapet
pelayanan kesehatan.
Lho,
lho, lho, katanya gratis? Kok pake bayar iuran? Ini mau ngejamin kesehatan apa
malak rakyat sih?
Ya
seperti yang ada di pasal 19 ayat 1 tadi, JKN itu asuransi sosial. Namanya juga
asuransi, ya ada iurannya. Jadi, boong bingit
deh kalo pemerintah, lewat JKN itu menjamin warga negara Indonesia bakal
dapet pelayanan kesehatan gratis. Sorry
dorry morry strawberry! Yang ada, JKN cuma jadi alat buat pemerintah
mengalihkan tangung jawabnya dalam menjamin kesehatan rakyat, dari tanggung
jawab negara menjadi tanggung jawab swasta. Please
deh, pemerintah kok hobi banget bikin pengalihan. Dari pengalihan isu sampe
pengalihan tanggung jawab! Ckckck....
Nah,
kebayang dong makin susahnya orang tua kita. Udah penghasilan pas-pasan, gas
naik, harga bahan pokok mahal, biaya sekolah mahal masih ditambah bebannya dengan
harus bayar iuran asuransi JKN. Sudah susah tertimpa tangga pula. Yang kayak
begini nih, yang bikin orang tua kita makin mu to the met alias mumet! Beginikah
yang mereka sebut sebagai ” jaminan”?
Layanan kesehatan dalam
Khilafah
Tahu
dong Khilafah?
Yups,
negara yang menjadikan Islam sebagai sistem pemerintahannya. Khilafah selalu
punya cara khas dan jitu dalam mengurus urusan rakyatnya hingga mereka merasa
sejahtera, termasuk soal kesehatan. Soalnya, kesehatan itu kan, salah satu
kebutuhan dasar manusia. Khilafah akan menyediakan layanan kesehatan buat
seluuuruh rakyat tanpa terkecuali. Tanpa memandang status. Kaya-miskin,
tua-muda, pejabat atau rakyat biasa, semua dapat pelayanan kesehatan yang
terbaik.
Layanan
kesehatan dalam sistem Khilafah adalah layanan kesehatan yang berkualitas
dengan tenaga-tenaga medis yang ahli di bidangnya dan sarana yang memadai.
Bukan Cuma itu, Khilafah juga akan memudahkan rakyat mendapat berbagai jenis
pelayanan kesehatan dengan menyediakan rumah sakit disetiap kawasan penduduk.
Pokok’e d’best lah....
Dan
yang pasti, untuk dapat pelayanan berkualitas itu, gak pake iuran kaya JKN. Karena
itu emang udah jadi tanggungjawab Khilafah yang dipimpin seorang Khalifah. Seperti
sabda Rasulullah :
“Seorang Imam adalah pemelihara dan dia
bertanggungjawab atas rakyatnya.”(HR Bukhori)
Nah,
jelas beda banget sama negara Demokrasi bin Kapitalisme yang pelayanan
kesehatan dengan kualitas terbaik cuma bisa dinikmatin sama orang-orang berduit.
Sorry, sorry to say ya, kalo bisa nih
di depan rumah sakit mereka pasang tulisan gede-gede, “orang miskin dilarang
sakit”.
Emang
cuma Khilafah yang bener-bener bisa jamin kesehatan dan semua kebutuhan rakyat.
Emang cuma Khalifah, pemimpin yang amanah terhadap semua tanggung jawab. Semua
yang jadi tanggung jawabnya akan dilaksanakan bukan dialihkan.
Remaja Melek JKN
Walaupun
JKN ini urusannya orang gede, bukan berarti remaja cuek bebek gak peduli. Why? Karena
kebijakan ini akan mempengaruhi ratusan juta penduduk Indonesia. Dan mau gak
mau, ini juga bakal mempengaruhi kehidupan kita. Remaja juga kudu ngeh dengan urusan yang menyangkut orang
banyak, urusan umat. Karena remajalah yang akan memegang tampuk kepemimpinan di
masa depan. Kalau sekarang remajanya gak peduli, apalagi nanti?
So, how? Masih percaya JKN bakal ngejamin kesehatan
rakyat? Masih mau liat orang tua kita dan ummat yang udah susah payah-kerja
keras-banting tulang-peras keringat, malah dipaksa bayar iuran tiap bulan?
Jelas
GAK! Karena JKN bukan solusi dari peliknya masalah kesehatan di negeri ini.
Betul?
Perbedaan
pelayanan kesehatan antara Indonesia dengan Khilafah sebenarnya cuma satu.
Yaitu beda sistem. Jadi, solusinya juga satu. Yaitu ganti sistem. Dari sistem
sampah menuju Khilafah.
Sekaranglah
waktunya buat kamu, kamu dan kamu, bergerak! Membangunkan umat Islam yang
tertidur panjang. Membangkitkan lagi kekuatan Islam yang nyaris hilang.
Membangun lagi peradaban untuk masa yang akan datang. Yuk, sama-sama kita
berjuang. Semoga Allah menyampaikan kita ke tujuan.
Wallahu’alam bisshowab.
RSS Feed
Twitter
Minggu, Januari 05, 2014
Unknown
Posted in