![]() |
| Seperti Jam Pasir, Begitulah Hidup kita.... |
Jam pasir? Siapa yang gak tahu benda yang satu ini, alat penghitung waktu dengan dua tabung gelas (tabung atas & tabung bawah) berisi pasir. Tabung atas yang berisi pasir satu persatu akan menjatuhkan pasirnya mengisi tabung bawah. Seperti itulah cara kerja pasir, pasir yang ada di tabung bawah terus bertambah, sedangkan pasir yang ada di tabung atas semakin berkurang hingga seluruh pasir di tabung atas habis.
Sama kayak umur kita, ya?
Sama? Apanya?
Coba baca ulang cara kerja jam pasir diatas. Bukankah umur kita juga seperti itu?
Setiap tahun angka pada usia kita terus bertambah, tapi sebenarnya jatah hidup kita sedang berkurang. Tangisan pertama saat kita lahir ke dunia, saat itulah jam pasir mulai bekerja. Dan akan berhenti ketika kita menghembuskan nafas terakhir.
Pertanyaannya bukan seberapa banyak pasir dalam jam pasir yang kita miliki, tapi bagaimana kita menjalani waktu dari setiap butir pasir yang jatuh?
Sebanyak apapun jatah hidup yang kita miliki, jika kita tidak tahu tujuan hidup kita dan siapa diri kita, berasal dari mana kita?, untuk apa kita hidup di dunia ini?, trus kalo jam pasir udah berhenti bekerja, mau kemana kita?, bukankah waktu kita hanya akan menjadi sia-sia?
Hayo, udah tau belum berasal dari mana sih kita?
Dari bogor , asli euy…
Ye, bukan itu. Maksudnya, siapa yang menciptakan kita?
Yupz, yang mencitptakan kita adalah Tuhan semesta alam, Allah SWT.
Lalu, untuk apa kita hidup di dunia ini? Apakah hanya untuk menikmati setiap detik yang berlalu? Atau menjalaninya sesuka hati kit, sebebas-bebasnya?
Ya gak gitu dong!!
Apa tujuan orang membuat handphone? Untuk memudahkan komunikasi.
Begitu juga manusia, Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk beribadah kepada-Nya (Adz-Dzariyat : 56).
So, tugas kita adalah menjadikan setiap butir pasir yang jatuh dalam jam pasir yang kita miliki bernilai ibadah, dengan niat ikhlas karena Allah dan cara yang benar menurut Allah pastinya.
Caranya??
Khan udah ada petunjuknya, Al Qur’an N Sunnah. Inilah pedoman hidup yang seharusnya diterpkan dalam mengatur kehidupan manusia, bukan aturan yang dibuat oleh manusia sendiri. Karena Allah SWT-lah yang paling mengerti apa yang terbaik untuk manusia. Secara, kita ini kan ciptaan-Nya, ya gak?
Seperti jam pasir yang akan berhenti bekerja saat butir pasir terakhir jatuh, begitu juga manusia yang akan meninggalkan kehidupan dunianya saat menghembuskan nafas terakhir.
Akan kemana kita setelah itu? Bukankah Allah mengatakan bahwa dunia hanya tempat persinggahan sementara saja?
Yupa, tentu kita akan melanjutkan perjalanan selanjutnya. Innalillahi wa inna ilaihi roo ji’un. Begitupun manusia, kita adalah milik Allah dan akan kembali pada Allah untuk mempertanggung jawabkan atas apa yang telah kita lakukan selama hidup di dunia.
Perbuatan yang dilakukan selama hidup didunia-lah yang akan menentukan akhir perjalanan hidup seseorang. Manisnya Syurga atau panasnya Neraka?
Tentukanlah akhir perjalanan kita mulai sekarang. Karena kita tidak pernah tahu kapan jam pasir hidup kita berhenti bekerja. Tahun depan? bulan depan? minggu depan? Lusa? Besok ? atau hari ini?
So, mumpung jam pasir masih bekerja, yux cari tahu cara mendapatkan ridho-Nya.
Caranya??
Ngaji donxx…. Jangan lupa ingetin sodara-sodara kita yang masih betah hidup dalam kebebasan. Karena Syurga terlalu luas untuk dihuni sendirian. Selamat berjuang, sampai telapak kaki kita menapaki Syurga.
Do your best, and get the best!!!
Oleh : Maswati
RSS Feed
Twitter
Kamis, Januari 12, 2012
Unknown

Posted in
0 komentar:
Posting Komentar