Kamis, 31 Juli 2014

Oleh : Maswha Faizah

Bismillahiromaanirrohiim



Sedikit ragu menulisnya. Karena temanya -sebenarnya- bisa dibilang kurang sesuai dengan saya sendiri. Saya mengambil tema parenting sementara saya juga belum jadi parent. Tapi, keinginan berbagi tentang ini mengalahkan ragu itu. Tiga tahun menjadi tutor PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), sedikit banyak saya jadi memperhatikan anak-anak, termasuk tentang pelukan. Kadang, ada anak yang bila menangis ia langsung memeluk saya. Dan semoga tulisan ini bermanfaat...

Sebagai manusia yang diberi fitrah rasa kasih sayang oleh Allah maka kedekatan hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis-penuh kasih sayang adalah satu hal yang amat penting dalam sebuah keluarga. Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga akan berdampak buruk bagi perkembangan anak. Bukankah saat ini kita sering melihat bagaimana perkembangan sebagian dari anak  broken home? Sering kali mereka menjadi kekurangan perhatian hingga mencari perhatian di luar rumah.

Atau fenomena yang sekarang terjadi adalah ketika banyak orang tua (Ayah dan Ibu) yang bekerja. Pergi saat anak-anak mereka belum bangun dan pulang saat mereka sudah terlelap. Atau mungkin juga seperti yang berkembang di lingkungan saya tinggal banyak berkembang hubungan yang kaku antara orang tua dan anak. Bahkan terkesan seakan orang tua merasa cukup membuktikan kasih sayangnya dengan menyekolahkan anak-anaknya, membelikan barang yang mereka inginkan. Hanya itu. Mereka malah terlihat gengsi jika harus mengungkapkan rasa sayang mereka dengan memeluk atau mencium anak mereka misalnya -apalagi jika mereka sudah duduk dibangku SMP-. Padahal yang saya tahu, saat sudah besarpun, seorang anak tetap butuh pelukan orang tuanya.

Pelukan orang tua untuk anak ternyata adalah hal kecil yang mampu membawa pengaruh besar bagi perkembangan psikologis anak. Mengapa? Karena pelukan orang tua pada anak akan menguatkan ikatan batin dan kasih sayang antara orang tua dan anak. Seperti yang saya dapat dari http://bidanku.com bahwa saat berpelukan akan hadir hormon endomorfin yang mampu mengurangi ketegangan saraf dan tekanan darah. Ini menjadikan anak tidak mudah stress. Sebuah penelitian dari University of Itali mengatakan bahwa anak yang sering mendapat pelukan akan lebih mudah sembuh dari depresi yang dialaminya, juga lebih percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Sebuah penelitian yang juga dilakukan oleh para dokter dari Univertisas North California menyebutkan bahwa berpelukan akan menyehatkan jantung. Karena saat berpelukan kadar oksitosin hormon yang menyehatkan jantung mengalami peningkatan. Selain baik untuk kesehatan. Secara psikologis anak-anak yang mendapat pelukan, sentuhan dan belaian kasih sayang dari orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang lembut dan penyayang, karena begitulah ia dididik oleh orang tuanya.

Pelukan untuk Anak dalam Pandangan Islam

Sebagai agama rahmatan lil 'alamin, Islam juga punya pandangan tersendiri tentang bagaimana mendidik anak. Bahkan suri tauladan kita, Rasulullah Saw telah mencontohkan kepada kita bagaimana mencintai anak-anak. Rasul mengajarkan kita tentang bagaimana mengungkapkan kasih sayang orang tua terhadap anak.

Seorang pemuka kabilah, Al-Aqra' bin Habis, melihat Nabi mencium anaknya. Dia keheranan dan bertanya, "Engkau mencium anakmu? Padahal aku mempunyai sepuluh orang anak. Tak seorang pun kucium.", "Aku tidaklah sepertimu," jawab Nabi, "karena Allah telah mencabut cinta dari jantungmu."

Dalam kisah lain menyebutkan bahwa bila Rasul tengah berada dalam majelis dan melihat Fathimah datang, Rasul segera bangkit. Tidak jarang Rasul mencium tangan -penghormatan dan kasih sayang- Fathimah dihadapan sahabat-sahabatnya, atau kadang Rasul mencium kening Fathimah seraya berkata, "bila aku merindukan bau surga, aku mencium Fathimah."

Subhanallah, begitu lembutnya sikap Rasul terhadap anaknya. Jauh sebelum penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli dari universitas Itali maupun California, ternyata kita umat Islam sudah lebih dulu diajarkan melakukan hal tersebut oleh Rasulullah Saw. Tidak hanya mengenai pentingnya kasih sayang, Islam juga menjaga hak-hak anak -Insya Allah akan kita bahas di lain waktu-.

Penutup

Di era Kapitalis ini, ketika semua diukur dengan materi, tidak sedikit orang tua yang juga akhirnya menganggap cukup ketika mereka sudah memenuhi semua kebutuhan materi, memberi fasilitas dan berbagai kemewahan pada sang anak. Sadar atau tidak kita sudah terjebak dengan pemikiran itu. Hingga kadang kita punya banyak waktu untuk mencari uang. Namun tidak punya cukup waktu untuk anak-anak walau hanya untuk memeluknya.

Terkadang mungkin kita meremehkannya. Merasa tidak perlu melakukannya. Tidak punya cukup waktu melakukannya. Atau sekedar gengsi melakukannya. Tapi ternyata justru ini yang dibutuhkannya. Ayah, Ibu, anak-anakmu butuh pelukanmu. Pelukan kalianlah yang akan menguatkan mereka. Pelukan kalianlah yang akan menenangkan mereka. Pelukan kalianlah yang akan menjadikan mereka percaya diri. Pelukan tulus penuh kasih sayanglah yang akan menjadikan mereka tumbuh menjadi orang yang juga penuh kasih sayang.

Izinkan saya bicara sebagai seorang anak -karena saya juga anak :)-.Ayah, Ibu, kami tak hanya butuh materi atau fasilitas mewah yang mungkin mampu kalian berikan. Bukan kami tak mensyukuri, tapi ada satu hal yang juga kami butuhkan. Sesuatu yang murah tapi banyak orang merasa sulit melakukan. Kami butuh kasih sayang kalian dalam bentuk perhatian, kasih sayang, sentuhan lembut juga pelukan.

Semoga sedikit catatan ini dapat memberi manfaat.
Well, mungkin setelah ini kita bisa meluangkan waktu beberapa detik untuk memberi pelukan kasih sayang pada keluarga kita. Orang tua terhadap anak, anak pada orang tua, atau mungkin antara kakak-adik.
:-D

Alhamdulillahirobbil'alamiin







0 komentar:

Posting Komentar