Minggu, 05 Januari 2014

Hm, tahu gak sih, ada yang rame tanggal 1 Januari 2014 kemaren. Bukan. Bukan rame lantaran orang-orang ngerayain tahun baru. Yang ini justeru lebih rame lagi, menyangkut ratusan juta penduduk Indonesia malah. Kenapa? Karena sehari sebelumnya (31 Desember 2013) SBY meresmikan JKN yang mulai diberlakukan per 1 Januari 2014.

Oh my god! Oh My no! Oh my wow! Kalian gak tahu apa itu JKN?!

Itu lho, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sebuah program pemerintah yang katanya akan menjamin rakyat dapat pelayanan kesehatan kesehatan secara gretongan, ups, gratis. Untuk awalan, JKN ini baru diwajibkan untuk sekitar 140 juta jiwa yang sebelumnya menjadi peserta jamkesmas, jamkesda, askes, astek dan TNI/POLRI. Tapi, di tahun 2019 mendatang, JKN bakalan diwajibkan untuk seluruh warga negara Indonesia. Termasuk kamu, bapakmu, ibumu, adikmu, kakakmu sampe mbahmu juga wajib jadi peserta JKN.

-ya bagus dong, itu artinya kita bakal dapet pelayanan kesehatan gratis, kan?

Eits! Tunggu dulu, kedengerannya sih bagus. Tapi, kita harus cek n ricek dulu nih, sebelum bilang JKN itu bagus.

Behind The Scene Of JKN

JKN ini sebenernya realisasi dari UU no. 40 th. 2004 tentang SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) dan UU No. 24 th. 2011 tentang BPJS (Badan Pelaksana Jaminan Sosial). Mau tahu lebih jelas lagi tentang JKN? Yuk, kita simak UU SJSN Pasal 19 ayat 1 yang berbunyi : Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Nah, dari pasal ini kita tahu ternyata, JKN ini adalah sebuah asuransi sosial dengan prinsip ekuitas.

Ekuitas? Oalah opo meneh iki?

Prinsip ekuitas itu artinya tiap peserta yang membayar iuran akan mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan iuran yang dibayarkan. Iuran yang telah dibayar hanya akan dikembalikan berupa pelayanan kesehatan alias kalo kita sakit. Kalo gak sakit, ya udah, say good bye sama iuran yang udah susah payah dibayarin....

Buat mereka yang bekerja jadi PNS/TNI/POLRI atau pekerja di luar PNS, iuran akan dibayarkan langsung dengan pemotongan gaji tiap bulan. Besaran iurannya sudah ditetapkan berdasarkan golongan (PNS) dan gaji pekerja. Buat yang bekerja sendiri kayak tukang bakso, tukang sayur dan kawan-kawan, ada beberapa pilihan besaran iuran yang akan mereka bayar sesuai dengan kelas layanan. Yaitu, Rp. 25.500/jiwa untuk pelayanan kelas 3. Rp. 42.5oo/jiwa untuk pelayanan kelas 2. Rp. 59.500/jiwa untuk pelayanan kelas 1. Dan, inget ya, itu biaya perorang lho. Kalo di keluarga kamu ada 5 orang, ya kalikan 5. Misalnya, kamu ambil pelayanan kelas 3. Rp.25.500 x 5 =Rp. 127.500. Itulah biaya yang harus dibayar tiap bulan seumur hidup dan gak boleh nunggak. Kalo sampe nunggak, bakal kena denda. Kalo ada warga negara yang gak mau ikutan, sanksinya adalah mereka gak akan dapet pelayanan kesehatan.

Lho, lho, lho, katanya gratis? Kok pake bayar iuran? Ini mau ngejamin kesehatan apa malak rakyat sih?

Ya seperti yang ada di pasal 19 ayat 1 tadi, JKN itu asuransi sosial. Namanya juga asuransi, ya ada iurannya. Jadi, boong bingit  deh kalo pemerintah, lewat JKN itu menjamin warga negara Indonesia bakal dapet pelayanan kesehatan gratis. Sorry dorry morry strawberry! Yang ada, JKN cuma jadi alat buat pemerintah mengalihkan tangung jawabnya dalam menjamin kesehatan rakyat, dari tanggung jawab negara menjadi tanggung jawab swasta. Please deh, pemerintah kok hobi banget bikin pengalihan. Dari pengalihan isu sampe pengalihan tanggung jawab! Ckckck....

Nah, kebayang dong makin susahnya orang tua kita. Udah penghasilan pas-pasan, gas naik, harga bahan pokok mahal, biaya sekolah mahal masih ditambah bebannya dengan harus bayar iuran asuransi JKN. Sudah susah tertimpa tangga pula. Yang kayak begini nih, yang bikin orang tua kita makin mu to the met alias mumet! Beginikah yang mereka sebut sebagai ” jaminan”?

Layanan kesehatan dalam Khilafah

Tahu dong Khilafah?

Yups, negara yang menjadikan Islam sebagai sistem pemerintahannya. Khilafah selalu punya cara khas dan jitu dalam mengurus urusan rakyatnya hingga mereka merasa sejahtera, termasuk soal kesehatan. Soalnya, kesehatan itu kan, salah satu kebutuhan dasar manusia. Khilafah akan menyediakan layanan kesehatan buat seluuuruh rakyat tanpa terkecuali. Tanpa memandang status. Kaya-miskin, tua-muda, pejabat atau rakyat biasa, semua dapat pelayanan kesehatan yang terbaik.

Layanan kesehatan dalam sistem Khilafah adalah layanan kesehatan yang berkualitas dengan tenaga-tenaga medis yang ahli di bidangnya dan sarana yang memadai. Bukan Cuma itu, Khilafah juga akan memudahkan rakyat mendapat berbagai jenis pelayanan kesehatan dengan menyediakan rumah sakit disetiap kawasan penduduk. Pokok’e d’best lah....

Dan yang pasti, untuk dapat pelayanan berkualitas itu, gak pake iuran kaya JKN. Karena itu emang udah jadi tanggungjawab Khilafah yang dipimpin seorang Khalifah. Seperti sabda Rasulullah :

Seorang Imam adalah pemelihara dan dia bertanggungjawab atas rakyatnya.”(HR Bukhori)

Nah, jelas beda banget sama negara Demokrasi bin Kapitalisme yang pelayanan kesehatan dengan kualitas terbaik cuma bisa dinikmatin sama orang-orang berduit. Sorry, sorry to say ya, kalo bisa nih di depan rumah sakit mereka pasang tulisan gede-gede, “orang miskin dilarang sakit”.

Emang cuma Khilafah yang bener-bener bisa jamin kesehatan dan semua kebutuhan rakyat. Emang cuma Khalifah, pemimpin yang amanah terhadap semua tanggung jawab. Semua yang jadi tanggung jawabnya akan dilaksanakan bukan dialihkan.

Remaja Melek JKN

Walaupun JKN ini urusannya orang gede, bukan berarti remaja cuek bebek gak peduli. Why? Karena kebijakan ini akan mempengaruhi ratusan juta penduduk Indonesia. Dan mau gak mau, ini juga bakal mempengaruhi kehidupan kita. Remaja juga kudu ngeh dengan urusan yang menyangkut orang banyak, urusan umat. Karena remajalah yang akan memegang tampuk kepemimpinan di masa depan. Kalau sekarang remajanya gak peduli, apalagi nanti?

So, how? Masih percaya JKN bakal ngejamin kesehatan rakyat? Masih mau liat orang tua kita dan ummat yang udah susah payah-kerja keras-banting tulang-peras keringat, malah dipaksa bayar iuran tiap bulan?
Jelas GAK! Karena JKN bukan solusi dari peliknya masalah kesehatan di negeri ini. Betul?

Perbedaan pelayanan kesehatan antara Indonesia dengan Khilafah sebenarnya cuma satu. Yaitu beda sistem. Jadi, solusinya juga satu. Yaitu ganti sistem. Dari sistem sampah menuju Khilafah.

Sekaranglah waktunya buat kamu, kamu dan kamu, bergerak! Membangunkan umat Islam yang tertidur panjang. Membangkitkan lagi kekuatan Islam yang nyaris hilang. Membangun lagi peradaban untuk masa yang akan datang. Yuk, sama-sama kita berjuang. Semoga Allah menyampaikan kita ke tujuan.

Wallahu’alam bisshowab.